NEMATHELMINTHES - WUCHERIA BRANCROFTII
- Cacing filaria penyebab penyakit kaki gajah (filariasis)
- Jenis cacing ini masuk ketubuh diinjeksikan oleh nyamuk yang membawa cacing mikrofilaria
- Ukurannya sanagy kecil (mikrofilaria) mirip benang.
- Begitu cacing filaria dalam bentuk larva ini masuk dan lemudian bersarang di tubuh manusia, berbagai perubahan mengerikan bakal terjadi.
- Kegiatan cacing filaria atau sering disebut Wucheria ini dalam tubuh membuat kaki, tangan, payudara, bahkan buah zakar penderitanya berubah menjadi berukuran “raksasa”.
- Inilah yang kemudian penderitanya disebut berpenyakit kaki gajah (Elephantiasis)
- Walau sangat jarang menyebabkan kematian, penyakit itu membuat penderita menjadi cacat dan tak produktif.
- Cacing filaria penyebab penyakit kaki gajah itu berasal dari genus Wuchereria dan genus Brugia.
- Di Indonesia cacing yang dikenal sebagai penyebab penyakit tersebut adalah wuchereria bancrofti, brugia malayi, dan brugia timori. OK
- Cacing dewasa berbentuk silindris, halus seperti benang putih serta berukuran panjang 55 – 100 mm dan tebal 0,16 mm.
- Cacing jantan lebih kecil, 55 mm – 0,09 mm.
- Larva mikrofilaria sekali keluar jumlahnya bisa puluhan ribu larva bersarung berukuran 200-600 mikron x 8 mikron.
- Mikrofilaria masuk ke tubuh manusia lewat nyamuk.
- Lebih dari 20 species nyamuk menjadi vektor (penyebar penyakit) filiriasis.
- Nyamuk Culex quinquefasciatus sebagai vektor (penyebar penyakit) untuk wuchereria bancrofti di daerah perkotaan.
- Di pedesaan vektor umumnya Anopheles, Culex, Aedes, dan Mansonia.
- Spesies nyamuk vektor bisa berbeda dari daerah satu dengan daerah lain.
- Cacing yang diisap nyamuk tidak begitu saja dipindahkan, tetapi sebelumnya tumbuh di dalam tubuh nyamuk.
- Makhluk mini itu berkembang dalam otot nyamuk.
- Sekitar 3 minggu, pada stadium 3, larva mulai bergerak aktif dan berpindah ke alat tusuk nyamuk.
- Nyamuk pembawa mikrofilaria itu lalu gentayangan menggigit manusia dan ”memindahkan” larva infektif tersebut ke orang yang sehat sehingga menjadi endemik elephantiasis
- Bersama aliran darah, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe.
- Uniknya, cacing terdeteksi dalam darah tepi pada malam hari, selebihnya bersembunyi di organ dalam tubuh.
- Pemeriksaan darah ada-tidaknya cacing biasa dilakukan malam hari.
- Selain manusia, untuk brugia malayi, sumber penularan penyakit juga bisa binatang liar, seperti kera dan kucing (hospes reservoir).
- Setelah dewasa, cacing menyumbat pembuluh limfe dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan.
- Selain di kaki, pembengkakan bisa terjadi di tangan, payudara, atau buah zakar.
- Di tubuh manusia cacing itu menumpang makan dan hidup sehingga bersifat parasit
- Ketika menyumbat pembuluh limfe di selangkangan, misalnya, cairan limfe dari bawah tubuh tidak bisa mengalir sehingga kaki membesar. Dapat terjadi penyumbatan di ketiak, mengakibatkan pembesaran tangan.
- Diagnosis dini orang yang mengandung mikrofilaria baru dapat ditegakkan jika ditemukan gejala dan tanda akut filariasis. Gejalanya, antara lain, demam berulang dan pembengkakan kelenjar getah bening. Dapat terjadi ketiak tampak kemerahan, panas, dan sakit, selain juga pembesaran organ tubuh.
- Gejala klinik kronis berupa pembesaran menetap pada tungkai, lengan, payudara, atau buah zakar. Namun, umumnya, diagnosis baru ditegakkan setelah penyakit berkembang 5-6 bulan setelah dapat ditemukan mikrofilaria dalam darah tepi. Ada kalanya, tidak muncul gejala klinis, baik akut maupun kronis, sehingga orang itu tidak merasakan terserang filariasis.
- Jika tak diobati, pembesaran terus terjadi sehingga membentuk jaringan ikat dan kulit menebal. Akibatnya, timbul cacat menetap.
- Diagnosis filariasis sedini mungkin membantu penyembuhan penderita. Deteksi dilakukan dengan mengenali gejala akut dan kronis yang dipastikan lewat pemeriksaan darah pada jari penderita pada malam hari.
- Penanganan kasus berat filariasis dapat melalui operasi. Limfe yang tersumbat alirannya dialihkan ke pembuluh vena sehingga penderita sembuh. Namun, jika kulit sudah telanjur menebal, cacat akan menetap.
- Penderita dengan pembesaran menetap justru tubuhnya sudah tidak mengandung cacing lagi sehingga tidak menularkan. Cacing filarial dalam tubuh orang itu sudah mati.
- Penanggulangan filariasis dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu pengurangan reservoir penular, penanggulangan vektor (nyamuk), dan pengurangan kontak vektor dan manusia.
- Khusus pengobatan massal, prosedur sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pengobatan massal sejak lama menggunakan diethylcarbamazine citrate (DEC) yang sudah dipraktikkan di 50 negara mencakup 496 juta orang.
- Indonesia pun berusaha memberantas penyakit tersebut dengan belakangan mengguyur DEC, albendazole, dan paracetamol ke jutaan warga, berharap si cacing mini tak lolos dari kepungan pembasmian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar